Tangan waktu

Puisi berjudul "Tangan Waktu" ini berbicara tentang waktu yang terus berjalan tanpa henti, diam-diam mengiringi hidup kita. Waktu disimbolkan sebagai tangan yang selalu terulur lewat jendela, mengawasi kita saat bekerja maupun bermimpi, tanpa memberikan peringatan atau izin. Saat kita menyadari kehadirannya, sering kali sudah terlambat, karena kita telah terseret oleh alirannya.


Intinya, waktu adalah sesuatu yang tak bisa kita kendalikan. Ia terus berjalan, tidak peduli apakah kita sadar atau tidak. Kesadaran akan waktu biasanya datang terlambat, dan saat itu, kita mungkin sudah jauh terhanyut dalam rutinitas dan usia.


Berikut puisi yang lebih mudah dipahami dari teks tersebut:


Tangan Waktu


Waktu terus berjalan diam-diam,

melintas jendela kehidupan,

saat kau bekerja atau bermimpi,

ia tidak pernah berkata sepatah kata.


Jika kau bertanya, "Mau apa?"

Itu tanda kau telah terlalu jauh,

hanyut dalam alirannya tanpa sadar,

hingga tak ada yang bisa kau lakukan.


Ia tidak pernah minta izin,

untuk terus memutar jarum jam,

berdetak cepat seiring usia,

tak peduli meski kau coba berhenti.


Waktu selalu hadir,

mengintai lewat jendela,

semakin keras ia mendekat,

hingga kau tersadar, tapi terlambat.


Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa waktu tak menunggu siapa pun, dan kesadaran tentang berlalunya waktu sering kali datang ketika sudah terlambat untuk mengejarnya.


Komentar

Postingan Populer